Thursday, April 13, 2006

Renungan Buat Para Suami



Wahai sang suami

Apakah membebanimu wahai hamba Allah, untuk tersenyum di hadapan istrimu dikala anda masuk ketemu istri tercinta, agar anda meraih pahala dari Allah?!!

Apakah membebanimu untuk berwajah yang berseri-seri tatkala anda melihat anak dan istrimu?!!

Apakah menyulitkanmu wahai hamba Allah, untuk merangkul istrimu, mengecup pipinya serta bercumbu disaat anda menghampiri dirinya?!!

Apakah memberatkanmu untuk mengangkat sesuap nasi dan meletakkannya di mulut sang istri, agar anda mendapat pahala?!!

Apakah termasuk susah, kalau anda masuk rumah sambil mengucapkan salam dengan lengkap : "Assalamu`alaikum Warahmatullah Wabarakatuh" agar anda meraih 30 kebaikan?!!

Apa yang membebanimu, jika anda menuturkan untaian kata-kata yang baik yang disenangi kekasihmu, walaupun agak terpaksa, dan mengandung bohong yang dibolehkan?!!

Tanyalah keadaan istrimu di saat anda masuk rumah!!

Apakah memberatkanmu, jika anda menuturkan kepada istrimu di saat masuk rumah : "Duhai kekasihku, semenjak Kanda keluar dari sisimu, dari pagi sampai sekarang, serasa bagaikan setahun".

Sesungguhnya, jika anda betul-betul mengharapkan pahala dari Allah walau anda letih dan lelah, anda mendekati sang istri tercinta dan menjimaknya, maka anda mendapatkan pahala dari Allah, karena Rasulullah bersabda :"Dan di air mani seseorang kalian ada sedekah".

Apakah melelahkanmu wahai hamba Allah, jika anda berdoa dan berkata : Ya. Allah perbaikilah istriku dan berkatilah daku pada dirinya.

Ucapan yang baik adalah sedekah.
Wajah yang berseri dan senyum yang manis di hadapan istri adalah sedekah.

Mengucapkan salam mengandung beberapa kebaikan.
Berjabat tangan mengugurkan dosa-dosa.
Berhubungan badan mendapatkan pahala.


Diambil dari kitab " Fiqh pergaulan suami istri " oleh Syeikh Mushtofa Al Adawi.Wahai sang suami


Posted by Picasa

Monday, April 10, 2006

Doa Malaikat Kecilku


Doa Malaikat Kecilku

Oleh: Ummu Thariq
23 Mar 2006 10:20 WIB
Ya Allah, berilah mama kesehatan. sembuhkanlah mama supaya mama bisa ke kantor
lagi, aamiiin.

Bocah kecil berusia empat tahun, dengan mata berkaca-kaca. tangan tertengadah.
berdoa kepada Tuhannya, untuk kesembuhan sang Bunda. Sesaat selepas berdoa, ia
menoleh kepada Bunda untuk memberikan senyum kecil nan tulus. Matanya yang bulat
bening, seolah mengatakan bahwa ia sangat berharap Bunda dapat sehat kembali,
supaya dapat beraktifitas seperti sedia kala.

Aku terharu. Sama sekali tidak pernah menyangka bahwa dia adalah malaikat kecil,
yang dianugerahkan Allah Yang Pemurah kepada kami.

Badanku yang terbaring lemas tanpa daya di atas pembaringan ini, secepat kilat
seakan mendapat kekuatan baru mendengar barisan doa itu. Perlahan aku beringsut
dari posisi tidurku, lantas duduk bersandar. Masih di pembaringan.

"Makasih, ya Kak... Kakak sangat baik sama Mama," ucapku tak kalah tulus.

"Iya, sama-sama... Mama juga sangat baik sama Iq," sahutnya, sembari datang
memelukku.

Ah... Tuhan, indah sekali moment seperti ini. Pintar sekali dia, bak seorang
dewasa saja tingkahnya. Terima kasih! Seruku dalam hati.
Anak kecil itu, memang masih sangat kecil jika diajak untuk berbicara banyak hal
yang rumit. Namun Subhannallah... betapa ia sudah peka dengan yang terjadi di
sekelilingnya, termasuk untuk mendoakan mamanya yang sedang sakit. Padahal, jika
pun aku sembuh... waktuku tak banyak kuberikan padanya.

***

Sejak dokter kandungan menyatakan bahwa aku mengandung anak kedua tiga bulan
lalu, daya tahan tubuhku agak menurun. Seringkali mudah terserang sakit. Lebih
cepat lelah. Dan kadang, kurasakan mual. Jika dibandingkan dengan kehamilan
pertama, aku memang harus banyak bersyukur karena kali ini tak serepot dahulu.
Jika dulu aku sempat tak doyan makan nasi hingga usia kandungan tiga bulan, kini
nafsu makanku malah meningkat. Aku juga tak sampai muntah. Alhamdulillah...

Namun mungkin, karena merasa lebih sehat dari dulu, aku lepas kontrol. Bekerja
terlalu keras, bahkan seringkali lembur, hingga pulang ke rumah larut malam.
Memang sih, di awal tahun begini, pekerjaanku seringkali menumpuk. Maka jadilah
kemudian aku ambruk!

Suatu pagi, dua hari lalu, aku merasakan tubuhku teramat lunglai. Ketika
kupaksakan bangun, mataku berkunang-kunang dan hampir terjatuh. Beruntung ada
suami di belakangku, yang kemudian memapahku kembali ke kamar.
Dan sejak saat itu pula, aku nyaris tidak mengerjakan suatu pekerjaan apa pun,
kecuali berbaring. Tiduran. Walau tak bisa juga aku tidur. Berdasarkan
pemeriksaan dokter, aku kecapekan. Diminta untuk banyak beristirahat. Hmm...
Meski begitu, pikiranku masih saja melayang ke kantor, menuju pekerjaan yang
pasti kian hari kian terbengkalai karena belum tersentuh.

Dan kesibukanku sebagai ibu rumah tangga sekaligus perempuan bekerja, membuat
waktu terasa begitu sempit untuk berbagi dengannya. Meskipun demikian, bocah
suci itu... selalu saja periang. Mudah memaafkan. Dan tak pernah menyimpan
setitik amarah pun dalam hati putihnya.

Kini, setelah mendengar doanya, aku baru menyadari. Bahwa selama empat tahun ia
diamanahkan kepada kami, aku belum begitu bisa menjaganya.

Seringkali ketika ia meminta perhatian, dengan tiba-tiba duduk di pangkuanku,
misalnya. Aku malah mengusirnya. Memintanya duduk sendiri, dengan alasan dia
sudah semakin besar. Atau ketika dia datang dengan setumpuk buku cerita di
tangan mungilnya untuk dibacakan, seribu satu alasan kuberikan padanya. Aku amat
paham bahwa ia sangat sayang padaku. Namun jahatnya, aku seringkali menggunakan
belas kasihnya sebagai dalih.

"Nanti malam saja, Sayang. Mama masih capek, baru datang dari kantor. Lagipula
tenggorokan mama gatal, jadi... nanti malam saja ceritanya, ya... "

Dan seperti yang sudah-sudah, alasan kecapekan atau sakit, selalu ia terima
dengan senyuman. Ia pun pergi dengan tumpukan bukunya.

Dan selama itu pula, aku tak pernah menyesal. Padahal aku mungkin telah
mengecewakannya begitu rupa.

Sekarang... doa tulusnya telah berhasil membangunkan aku dari kekhilafan. Aku
berharap, dan akan berjuang keras... untuk tidak menolak keinginan baiknya.
Untuk menyambut perhatian yang ia damba dari bundanya.

Semoga Allah memberikan kekuatan kepadaku, untuk dapat berubah menjadi bunda
yang lebih baik buatnya. Karena Allah telah begitu sayang kepadaku, dengan
memberikan putra yang demikian sholih... hingga dalam usianya yang relatif
sangat sangat muda, doa tulusnya telah mengalir buatku.

Dan semoga kelak ia menjadi anak yang sholih, yang bisa menerangi kubur dan
mengangkat derajat kami di Syurga, dengan doa-doa panjangnya yang melimpah,
aamiiin...

"Apabila anak cucu Adam itu wafat, maka terputuslah amalannya kecuali tiga
perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholih yang
mendoakan orang tuanya." (HR Muslim, dari Abu Hurairah ra).

"Akan diangkat derajat seorang hamba yang sholih di Syurga. Lalu ia akan
bertanya-tanya: Wahai Allah, apa yang membuatku begini? Kemudian dikatakan
kepadanya, Permohonan ampun anakmu untukmu." (HR Ahmad, dari Abu Hurairah ra).

Ummu Thariq (antariksa at eramuslim dot com)
Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Seru Sekalian Alam... yang telah menganugerahkan
kepada kami, malaikat kecil penyejuk hati. Terima kasih, Nak...


Diambil dari http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/message/24332
Posted by Picasa

Maulid Nabi Muhammad SAW



Maulid adalah kata lain untuk hari lahir. Maulid Nabi Muhammad SAW yang dalam
tahun hijriyah jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Masyarakat Muslim menyambut
maulid nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan
syair barjanzi dan pengajian.

Maulid telah diperingati sejak berabad-abad silam. Ahli sejarah abad ke-8,
Ibnu Battuta, menulis di dalam kitabnya, Rihla, bahwa setiap Jum'at selepas
shalat dan pada hari kelahiran Nabi, pintu ka;bah akan dibuka oleh ketua Banu
Shayba, pemegang kunci pintu Ka'bah. Pada hari Maulid Nabi SAW, kadi yang
bermazhab Syafii(ketua hakim Mekkah), Najmuddin Muhammad Ibnu Al Imam Muhyidin
Al-Tabari, membagi-bagikan makanan kepada shurafa(keturunan Nabi SAW dan kepada
semua penduduk Mekkah).

Sebagian Ulama mengangap perayaan Maulid Nabi merupakan sebuah bid'ah karena
kegiatan ini bukan merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW. Namun sebagian lain
menganggap, merayakan Maulid nabi SAW sama seperti kita membesarkan islam karena
Rasulullah SAW merupakan simbol bagi agama Islam.

Imam Mutawalli Sha'rawi dalam kitab Ma'idat Al-Fikr al_islamiyya menulis,"jika
setiap kejadian yang tidak bernyawa sekalipun, bergembira dengan kelahiran
Baginda SAW dan semua tumbuh-tumbuhan pun bergembira, semua Malaikat pun
bergembira, dan semua jin Islam bergembira atas kelahiran Baginda SAW, kenapa
kamu menghalang kami daripada bergembira dengan kelahiran Baginda SAW?"

Kewajiban untuk menghormati Rasulullah juga difirmankan oleh ALLAH dalam (QS
Ali Imran {3:31}) ,

Rasulullah dalam sebuah Hadis menyebut dirinya lahir pada hari Senin. Abu
Qatada al_Ansari meriwayatkan di dalam Sahih Muslim, kitab As-Siyam(puasa),
bahwa Rasulullah SAW selalu berpuasa di hari itu. Rasulullah bersabda soal ini,
"Itulah hari aku dilahirkan dan itulah juga hari aku diangkat menjadi Rasul."

Menurut Mutawalli Sha'rawi, banyak peristiwa yang ajaib telah berlaku pada
hari Rasulullah SAW dilahirkan. Peristiwa yang termaktub di dalam Hadis termasuk
gegaran yang di istana Chosroes dan padamnya api yang telah menyala 1.000 tahun
di parsi.

Bagaimana pendapat golongan yang tidak sepaham jikan maulid dirayakan secara
besar-besaran? Jalaludin al-Suyuti dalam kitab Hawi li al-Fatawa menyebut,
Syekhul Islam dan Imam Hadis pada zamannya, Ahmad ibn Hajar('Asqalani) telah
ditanya mengenai perbuatan menyambut Maulidurrasul SAW. Dia memberi jawaban
secara tertulis begini: adapun perbuatan menyambut Maulidurrasul SAW merupakan
bida'ah yang tidak pernah diriwayatkan oleh para Salafushshaleh pada 300 tahun
pertama selepas HIjrah. Walau bagaimana peringatan itu penuh dengan kebaikan dan
perkara2 yang terpuji.

Kelompok ini menyerukan, mencintai Nabi tidak harus dengan perayaan yang
berbau Bid'ah. Momem Maulid Nabi diingat dengan jalan mencintai dan ittiba
(mengikuti) syariatnya dan mengagungkannya. Selain itu berdakwah serta memerangi
setiap penyimpangan.


Taken From : Ensiklopedia Islam, Tabloid Republika, Dialog Jum'at, 07 April
2006.
Posted by Picasa