Monday, March 21, 2005

Titik Es dalam Hati

Di sebuah perusahaan rel kereta api ada seorang
pegawai, namanya Nick. Dia
sangat rajin bekerja, dan sangat bertanggung jawab,
tetapi dia mempunyai
satu kekurangan, yaitu dia tidak mempunyai harapan
apapun terhadap hidupnya,
dia melihat dunia ini dengan pandangan tanpa harapan
sama sekali.

Pada suatu hari semua karyawan bergegas untuk
merayakan ulang tahun bos
mereka, semuanya pulang lebih awal dengan cepat
sekali. Yang tidak sengaja
terjadi adalah, Nick terkunci di sebuah mobil
pengangkut es yang belum
sempat dibetulkan. Nick berteriak, memukul pintu
dengan keras, semua orang
di kantor sudah pergi merayakan ulang tahun bosnya,
maka tidak ada yang
mendengarnya.

Tangannya sudah merah kebengkak-bengkakan memukul
pintu mobil itu, suaranya
sudah serak akibat berteriak terus, tetapi tetap tidak
ada orang yang
mempedulikannya, akhirnya dia duduk di dalam sambil
menghelakan nafas yang
panjang. Semakin dia berpikir semakin dia merasa
takut, dalam hatinya dia
berpikir: Dalam mobil pengangkut es suhunya pasti di
bawah 0 derajat, kalau
dia tidak segera keluar dari situ, pasti akan mati
kedinginan. Dia terpaksa
dengan tangan yang gemetar, mencari secarik kertas dan
sebuah bolpen,
menuliskan surat wasiatnya.

Keesokkan harinya, semua karyawan pun datang bekerja.
Mereka membuka pintu
mobil pengangkut es tersebut, dan sangat terkejut
menemukan Nick yang
terbaring di dalam. Mereka segera mengantarkan Nick
untuk ditolong, tetapi
dia sudah tidak bernyawa lagi.

Tetapi yang paling mereka kagetkan adalah, listrik
mobil untuk menghidupkan
mesin itu tidak dihubungkan, dalam mobil yang besar
itu juga ada cukup
oksigen untuknya, yang paling mereka herankan adalah
suhu dalam mobil itu
hanya 28 derajat saja, tetapi Nick malah mati
"kedinginan"!!

Nick bukanlah mati karena suhu dalam mobil terlalu
rendah, dia mati dalam
titik es di dalam hatinya. Dia sudah menghakimi
dirinya sebuah hukuman mati,
bagaimana dapat hidup terus?

Percaya dalam diri sendiri adalah sebuah perasaan
hati. Orang yang mempunyai
rasa percaya diri tidak akan langsung putus asa begitu
saja, dia tidak akan
langsung berubah sedih terhadap keadaan hidupnya yang
jalan kurang lancar.

Tanyalah pada diri kita sendiri, apakah kita sendiri
sering langsung
memutuskan bahwa kita tidak mampu untuk mengerjakan
suatu hal, sehingga kita
kehilangan banyak kesempatan untuk menjadi sukses?
Kehilangan banyak
kesempatan untuk belajar mandiri? Untuk jadi lebih
mengerti kehidupan ini?

Yang mempengaruhi semangat kamu bukanlah faktor-faktor
dari luar, melainkan
hatimu sendiri. Sebelum berusaha sudah dikalahkan oleh
diri kita sendiri,
biarpun ada banyak bantuan yang tertuju pada dirimu
tetap tidak akan
membantu.


Kiriman Email dari "azam kurniawan"

No comments: